Senin, 19 Juli 2010

ASKEP DIARE


LAPORAN PENDAHULUAN
DENGAN KLIEN DIARE

DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.

ETIOLOGI
1.    Faktor infeksi :
Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2.    Faktor parentral :
Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3.    Faktor malabsorbsi :
Karbihidrat, lemak,  protein.
4.    Faktor makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.
5.    Faktor Psikologis :
Rasa takut, cemas.

PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1.    Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2.    Gangguansekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3.    Gangguanmotilitasusus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

TANDA DAN GEJALA
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasanKussmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.    Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2.    Kultur tinja
3.    Pemeriksaan elektrolit; BUN, creatinine, dan glukosa
4.    Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

TERAPI MEDIS
1.    Penanganan fokus pada penyebab
2.    Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi parenteral
3.    Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI

BASIC PROMOTING PHYSIOLOGY OF HEALTH
Nutrisi
1.    Definisi
Proses pengambilan zat-zat makanan penting
2.    Nilai-Nilai Normal
Pengukuran berat badan ideal adalah mengacu ke berat lemak tubuh, yaitu :
Body Mass Index (BMI) = berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) kuadrat, di mana nilai :
18-24.9 = berat normal
25-29.9 = kelebihan berat
30-34.9 = obesitas kelas 1
35-39.9 = obesitas kelas 2
>40 = obesitas ekstrim
3.    Pengkajian
a.    Data dasar nutrisi
o   Fisiologis
o   Psikologis
o   Sosio budaya
o   Perkembangan
o   Spiritual
b.   Mengkaji status nutrisi dengan “ABCD”
A  :  Antropometri measurement
B  :  Biochemical data
C  :  Clinical sign
D  :  Dietary history
c.   Status nutrisi ditentukan
o   Ada dan berapa banyak yang dimakan. Bagaimana kualitas zat gizi
o   Kemampuan tubuh untuk menggunakan zat gizi
o   Keadaan individu sebagai akibat dari intake nutrisi
4.    Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Intake nutrisi yang adekuat
5.    Intervensi Keperawatan
1.    Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi kemampuan menerima makan/minum
2.    Hitung kebutuhan nutrisi perhari
3.    Observasi tanda-tanda vital
4.    Catat intake makanan
5.    Timbang berat badan secara berkala
6.    Kolaborasi dengan ahli gizi

Cairan, elektrolit dan asam basa
a.    Definisi
     Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
b.   Nilai-Nilai Normal
Umur
ml
ml / kg BB
3 hari
2500 – 3000
120 – 135
1 tahun
1150 – 1300
120 – 135
2 tahun
1350 – 1500
115 – 125
4 tahun
1600 – 1800
100 – 110
10 tahun
2000 – 2500
70 – 85
14 tahun
2200 – 2700
50 – 60
18 tahun
2200 – 2700
40 – 50
Dewasa
2400 – 2600
20 – 30

c.   Pengkajian
Observasi / temuan :
1.    Nadi cepat dan lemah
2.    Tensi darah menurun
3.    Kulit dingin dan lembab
4.    Diare
5.    Kembung
6.    Otot lemah
7.    Aritmia
8.    Bisisng usus menurun
9.    Kesemutan pada jaringan dan mulut
10. Oliguria
11.  Respiration rate menurun
d.   Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Pengeluaran cairan dan elektrolit yang adekuat.
e.    Intervensi Keperawatan
1.    Kaji terhadap tanda dehidrasi
2.    Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit
3.    Ukur masukan dan haluaran
4.    Pantau tanda vital setiap jam
5.    Kolaborasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang
2.    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
3.    Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare
4.    Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
5.    Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.

RENCANA KEPERAWATAN
1.    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare
     Intervensi :
a.    Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
Rasional : Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
b.   Pantau intake dan output
Rasional : Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
c.   Timbang berat badan setiap hari
Rasional : Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt
d.   Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
e.    Kolaborasi :
1)     Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Rasional : Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
2)    Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
3)     Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
Rasional : Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

  2.        Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put
Intervensi :
a.    Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
Rasional : Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.
b.   Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau  yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
Rasional : Situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
c.    Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
Rasional : Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
d.   Monitor  intake dan out put dalam 24 jam
Rasional : Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
e.    Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :
o   terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
o   obat-obatan atau vitamin ( A)
    Rasional : Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan.

  3.      Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diare
Intervensi :
a.    Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh (adanya infeksi)
b.   Berikan kompres hangat
Rasional : merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh
c.   Kolaborasi pemberian antipirektik
Rasional : Merangsang pusat pengatur panas di otak

  4.      Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan   peningkatan frekwensi BAB (diare)
       Intervensi :
a.    Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
Rasional : Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
b.   Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
Rasional : Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces
c.   Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
Rasional : Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

DAFTAR PUSTAKA
Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.  Ed 2. EGC. Jakarta
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.
Lab/ UPF IKA, 1994.  Pedoman Diagnosa dan Terapi .  RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.
Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Ngastiyah. 1997.  Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta
Soetjiningsih, 1995.  Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Suryanah,2000.  Keperawatan Anak.  EGC. Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakart





    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar